Thursday, December 21, 2000

Puisi Untuk Bulan

Dalam dingin musim ini
Rembulan malu.
Diam dalam sekat-sekat awan
Mengintip cakrawala di balik ruang
Yang mengurungnya dalam kesendirian

Rembulan kaku.
Tulang-tulangnya membeku
Laksana dihujam beribu paku
Memvonis gerak dinamis para sum-sum
Menanti tetes pragmatis air zam-zam

Dalam dingin musim ini
Rembulan layu.
Kuncupnya redup membisu
Menutup celah kmbang membawa semai
Membungkus diri dalam syahtoh isolasi
Dan mentari tak lagi menikmati
Lembut kulit peradabannya,
Hangat sapa budayanya

Dalam dingin musim ini
Rembulan mati.
Tapi ruhnya masih menggenggam suri
Dan aku percaya…..
Alam akan jadi saksi
Sejarah melukis bukti

Egypt, The end of millenium 2000

Tuesday, December 12, 2000

Yang terhormat Panglima durjana, Di Sangkar neraka

Atas nama kemanusiaan
Surat ini ditulis untuk panglima
Atas nama solidaritas
Surat ini saya persembahkan buat panglima
Atas nama nurani
Surat ini tak punya pamrih

Panglima…
Marilah sejenak kita merenung
Apakah manusia dicipta untuk dianiaya
Apakah manusia untuk dibelenggu haknya
Bukankah manusia mendambakan kedamaian dan keamanan
Menginginkan rasa aman dan ketenangan
Mengimpikan harmoni dan ketentraman?

Panglima…
Saya ajak anda sebentar untuk berpikir
Bijakkah kita mengambil hak orang lain
Relakah kita jika milik kita dirampas
Sudikah kita diusir dari rumah kita sendiri
Apakah anda tahu siapa orang serakah… !?
Tahukah anda dengan istilah penjajah…. !?

Panglima…
Lihatlah di sekitar anda
Mayat-mayat yang berjalan
Tangis bayi yang tak lagi nyaring
Darah-darah yang mengering
Bocah-bocah seketika menjadi tua
Gedung-gedung hancur
Dan hospital tak kuasa lagi menampung

Panglima…
Bagaimanakah sih kehidupan ideal?
Itukah ajakan nurani anda sebagai insan?

Panglima…
Cobalah berpikir jika anda adalah mereka
Jika yang dirampas adalah negri anda
Yang dibunuh adalah saudara-saudara anda
Yang dihancurkan adalah rumah anda
Yang melempar batu adalah anda
Yang tiarap di antara puing adalah anda
Yang menatap moncong senapan itu anda
Mereka adalah anda

Panglima…
Suara ini mungkin terlalu lemah
Untuk menghancurkan benteng ambisi anda
Mungkin surat ini terlalu lembut
Untuk kerasnya hati anda
Mungkin juga surat ini terlalu halus
Menghadapi duri kasar nurani anda
Tapi, surat ini adalah suara…
Yang bisa dimengerti manusia.!

Cairo, 2000