Saturday, September 8, 2001

Meneropong Bulan

Gelapnya malam
Terkikis sinar rembulan yang muncul
Melukis angkasa, wajahnya tercerahkan
Kulihat ia di antara bintang-bintang

Gelombang awan mendekat
Malu-malu ia
Tapi gurat sinarnya tak pudar
Walau bayang-bayang awan menutupi cahayanya
Mengitari aroma anggun tatapannya

Aku hanya bisa tersenyum
Sejenak berfikir,
Betapa rembulan jadi idola

Senyum yang kemarin, kuganti
Kupasang lukisan kacamata dalam ruang hati
Kupinjam teropong pada pengembara
Dan kutatap ia lebih dekat
Dekat...dan dekat...
Agar sejuk sinarnya
Hangatkan sanubari

Cairo, 08 September 2001