lahirku di rindang Hudaibiyah
alasku tikar damai.
persembunyianku Hira,
tempat mainku ka'ba.
Ini dadaku, pangeran!
tancapkan saja panah wahsyi-mu
agar tersenyum hindun-mu
jangan hiraukan jasadku,
lumatlah, lumat sajalah jantungku
di sini
tepat di dada.
agar terbalas kesumatmu,
harum pusara kasihmu
cintaku bukan Badar:
tak ada dendam, tanpa pembalasan
bukan intrik, bukan konflik
jika aku mati, kubur saja. tak perlu kau doakan.
dibatas tanah, doamu sia-sia.
philly, 3.14.2009
Saturday, March 14, 2009
Friday, March 6, 2009
dia di kamarnya, aku di kamarku
nyanyian rindu dari seberang,
aku belajar
rasa memantul-mantul
menendang-nendang dinding kalbu
meletupkan nada, lagu, dan nyanyi
dari seberang,
aku masih belajar
bayang-bayang rupa
kenangan-kenangan sapa,
dan khayal perjumpaan pun menjelma suara
mengalun, samar, syahdu, lalu bergema
riuh, serak, nyaring, bising, keras,
dan aku tak lagi bisa belajar
diammmmmmmmmmmmmmmmmmmm!!
Philadelphia, 3.6.2009
aku belajar
rasa memantul-mantul
menendang-nendang dinding kalbu
meletupkan nada, lagu, dan nyanyi
dari seberang,
aku masih belajar
bayang-bayang rupa
kenangan-kenangan sapa,
dan khayal perjumpaan pun menjelma suara
mengalun, samar, syahdu, lalu bergema
riuh, serak, nyaring, bising, keras,
dan aku tak lagi bisa belajar
diammmmmmmmmmmmmmmmmmmm!!
Philadelphia, 3.6.2009
Sunday, March 1, 2009
Menghormatimu Abadi
di sana kabar panas
meranggas
di sini aku sendiri
cerita-ceritamu telanjangi ruang kosong tanpa arti
sebab masa lalu tak bisa diulangi.
hanya kutuk,
busuk!
dari mulutmu karenaku
aku dilanda sesal tak berkesudahan
sedih berkepanjangan
tapi kau tak pahamiku
sebab anggapmu aku sakitimu
bagimu, aku kini hanya duri
...
nilalah aku
di bejanamu,
aku tuba di kolam susumu
...
mendidihlah,
mengentallah,
karatkan emosimu.
aku di sini terjeruji:
mulutku bayang-bayang
wajahku hantu
jasadku bangkai
MountainStreet, March 1, 2009
meranggas
di sini aku sendiri
cerita-ceritamu telanjangi ruang kosong tanpa arti
sebab masa lalu tak bisa diulangi.
hanya kutuk,
busuk!
dari mulutmu karenaku
aku dilanda sesal tak berkesudahan
sedih berkepanjangan
tapi kau tak pahamiku
sebab anggapmu aku sakitimu
bagimu, aku kini hanya duri
...
nilalah aku
di bejanamu,
aku tuba di kolam susumu
...
mendidihlah,
mengentallah,
karatkan emosimu.
aku di sini terjeruji:
mulutku bayang-bayang
wajahku hantu
jasadku bangkai
MountainStreet, March 1, 2009
Penyesalanku Untuk Dia
Marilah bicara: Aku mengaku salah. Di hadapanmu. Di hadapan mereka. Aku memohon maaf kepadamu, bahkan saat aku tak lagi di depanmu
Terlalu besarkah dosaku? Terlalu dalamkah lukamu?
Inilah yang kurapalkan dulu dalam doa-doa: Tuhan, ampuni kesalahanku. Limpahkan segala suka kepadanya. Curahkan segala bahagi untuknya. Sebab aku telah merampasnya.
….
Airmataku tak pernah tumpah di lantai, sebab tissue putih menadahnya / Haruskah kau lihat sakitku, matiku, lalu kau bisa pahami penyesalanku?
Pennsylvania, 2.26.2009
Terlalu besarkah dosaku? Terlalu dalamkah lukamu?
Inilah yang kurapalkan dulu dalam doa-doa: Tuhan, ampuni kesalahanku. Limpahkan segala suka kepadanya. Curahkan segala bahagi untuknya. Sebab aku telah merampasnya.
….
Airmataku tak pernah tumpah di lantai, sebab tissue putih menadahnya / Haruskah kau lihat sakitku, matiku, lalu kau bisa pahami penyesalanku?
Pennsylvania, 2.26.2009
Hadirmu Kapan
Kesendirian adalah penjara / suara-suara datang dan telinga menjadi satu-satunya jendela / Pintu terbuka / Angin berkelana / Tapi hasratku tanpa daya / Datanglah kemari, renggut tubuhku / Biar pikiranku saja di sana
Jogja di akhir tahun 2008
Jogja di akhir tahun 2008
jejak yang sepi
jejak sendiri
jejak yang sepi,
menapaki tilas, menaiki tangga,
menuruni tebing, menyelami telaga,
jejakku tanpa memori
tak usah kau hapus namaku
: aku lahir tanpa nama
hidup tanpa kata-kata
Pennsylvania, 1.3.2009
jejak yang sepi,
menapaki tilas, menaiki tangga,
menuruni tebing, menyelami telaga,
jejakku tanpa memori
tak usah kau hapus namaku
: aku lahir tanpa nama
hidup tanpa kata-kata
Pennsylvania, 1.3.2009
Subscribe to:
Posts (Atom)