Wednesday, August 3, 2011

Keluarga Malas

Dari dalam kamar terdengar suara sang ayah. “Ibu, tolong ambilkan segelas air putih untuk ayah.” Sambil berbaring di sofa dan matanya tak lepas dari layar kaca televisi, si ibu menjawab. “Ah, ayah. Nggak tahu apa ibu lagi nonton. Lagi seru nih. Ambil sendiri kenapa sih? Masa dari tadi main game sambil tiduran di kamar. Kayak anak kecil saja.” Sang ayah melirik si ibu sebentar dari pintu kamar yang sedikit terbuka. Katanya, “Ibu ini gimana sih? Ini bukan game sembarangan. Ini untuk mengasah kecerdasan otak. Ayo, ambilkan sana.” Si ibu tetap tak beranjak dari depan tv. Sambil memindahkan kanal tv karena iklan, ia berteriak memanggil anaknya. “Lin… Linda… ambilkan segelas air putih untuk ayahmu. Antarkan ke kamar!” Terdengar jawaban nyaring dari teras. “Nggak mau. Linda lagi sibuk. Lagian, kamar ayah kan lebih dekat dari dapur.” Linda kembali memetik gitarnya. Terdengar bisik-bisik teman-teman Linda yang menyuruhnya mengambilkan air dulu untuk ayahnya. “Biarin. Biar ayah ambil sendiri. Dia kan cuma main game di kamar.” Dan petikan gitar yang kemudian diiringi tarikan suara sumbang terdengar kembali. Tak lama kemudian terdengar suara si ibu. “Linda nggak mau ambil air putih, Pa…!” Berbarengan dengan itu terdengar bunyi motor. Seorang anak lelaki turun dan bergegas memasuki teras. “Ma, nih Kak Romi datang.” Teriak Linda. “Romi… ambilkan air putih untuk ayahmu. Antar ke kamarnya.” Romi langsung duduk bersama Linda dan teman-temannya. “Memangnya Bi Inah ke mana, Ma!? Suruh saja Bi Inah!” Suara Romi terdengar tak kalah nyaring. “Bi Inah ibu suruh beli lotion ke toko Mang Kadir. Ibu mau dipijit nanti malam…” Belum selesai si ibu bicara, terdengar sang ayah memotong. “Dipijit, Ma? Memangnya Mama capek ngapain? Nonton tv!? Cepetan Ma ambilkan air putih…” Sang ayah terlihat mulai tak sabar, tapi dia tetap sabar menatap laptop kecilnya dan melanjutkan permainan. Masih sambil tiduran. Si ibu tetap tak bergeming di depan tv. “Linda… Romi…! Ambilkan air putih buat ayah!” Bersamaan Linda dan Romi menjawab. “Ambil sendiri kenapa sih Pa…?”

Lalu sunyi. Tak ada lagi suara dari dalam rumah. Sang ayah terlihat masih asyik dengan game-nya, si ibu masih tak berkedip menatap layar tv. Sementara di teras rumah kedua kakak beradik -ditemani teman-teman mereka- semakin tenggelam dalam petikan gitar yang diiringi suara tidak merdu dari mulut-mulut mereka.

Patemon, 28.7.2011

Monday, August 1, 2011

apa pendapatmu tentang keyakinan agama dan para agamawan?

“mereka mungkin memang tidak masuk akal, tetapi mereka berfungsi…” Charles Darwin [dari film Creation].