Sebercak darah tececer
Melukis dinding kamar
Warna merahnya menodai
Putih tembok kediaman pribadi
Siapa yang berani bermain api…
Bukankah langit selalu mencurah hujan
Gurun selalu menabur debu
Samudra selalu menyiram bumi??
Ku cari simpul dalam keraguan
Meraba tanya kesana kemari
Dan aku tahu….
Ia adalah tetes gelap isi hati
Cairo, 30 Mei 2001
Wednesday, May 30, 2001
Tuesday, May 29, 2001
Bercinta Dalam Angan
Bersama alunan musik dansa
Ku rangkul kamu dalam pelukan
Menari iringi gerak hati
Terbawa hasrat mengembara
Dan kita sama-sama terlena
Dalam temaram lampu disco
Kau lingkarkan tangan di pundakku
Meredup sinar matamu
Terkatup pelan penuh makna
Dan aku terlelap dalam pesona
Engkau tersenyum padaku
Aku tertawa
Ku belai rambutmu dengan kata-kata
Engkau terpekik suka
Ku bawa engkau terbang
Bersama angin
Membus cakrawala biru
Ku bawa engkau menyelami samudra
Bersama ombak
Menembus karang batu
Ku bawa dirku dalam mimpi-mimpi
Mencumbumu dalam khayal
Bercinta denganmu dalam angan
Ujung Mei 2001
Ku rangkul kamu dalam pelukan
Menari iringi gerak hati
Terbawa hasrat mengembara
Dan kita sama-sama terlena
Dalam temaram lampu disco
Kau lingkarkan tangan di pundakku
Meredup sinar matamu
Terkatup pelan penuh makna
Dan aku terlelap dalam pesona
Engkau tersenyum padaku
Aku tertawa
Ku belai rambutmu dengan kata-kata
Engkau terpekik suka
Ku bawa engkau terbang
Bersama angin
Membus cakrawala biru
Ku bawa engkau menyelami samudra
Bersama ombak
Menembus karang batu
Ku bawa dirku dalam mimpi-mimpi
Mencumbumu dalam khayal
Bercinta denganmu dalam angan
Ujung Mei 2001
Monday, May 21, 2001
Engkau Adalah Tuhan
Engkau adalah langit
Dimana bintang bergantung
Menjadikanmu layar bentang lukisan angkasa
Dimana pelangi terdampar
Sandarkan tubuh indahnya dalam teduhmu
Dimana hujan bersembunyi
Mengintip bumi ke mana rintik berlari
Engkau adalah samudra
Ketika ombak menari di lekuk wajahmu
Memaksa selat merajut terali
Ketika perahu-perahu berlayar
Jelajah lautan jiwa terbukamu
Ketika ikan tak pernah pergi
Dan karang semakin kokoh berdiri
Engkau adalah bumi
Yang membuka diri
Ketika gunung menabur lahar ambisi
Yang menggenggam erat akar
Ketika buah berubah warna
Engkau adalah cakrawala
Angkasa
Angin
Air
Udara
Uap
Tanah
Batu
Engkau adalah tuhan
Mereka yang tak meraih cintaNya
Ghurvaa 21/05/2001
Dimana bintang bergantung
Menjadikanmu layar bentang lukisan angkasa
Dimana pelangi terdampar
Sandarkan tubuh indahnya dalam teduhmu
Dimana hujan bersembunyi
Mengintip bumi ke mana rintik berlari
Engkau adalah samudra
Ketika ombak menari di lekuk wajahmu
Memaksa selat merajut terali
Ketika perahu-perahu berlayar
Jelajah lautan jiwa terbukamu
Ketika ikan tak pernah pergi
Dan karang semakin kokoh berdiri
Engkau adalah bumi
Yang membuka diri
Ketika gunung menabur lahar ambisi
Yang menggenggam erat akar
Ketika buah berubah warna
Engkau adalah cakrawala
Angkasa
Angin
Air
Udara
Uap
Tanah
Batu
Engkau adalah tuhan
Mereka yang tak meraih cintaNya
Ghurvaa 21/05/2001
Wednesday, May 9, 2001
Ku Ingin Jiwa Menyapa
Dalam sendiri
Terlena dalam lagu
Merenungi takdir, jiwa dan waktu
Sendiri dalam syahdu
Terlena dalam kembara khayal
Menata rencana dalan aksara
***
ku ingin jiwa-jiwa menyapa
bersenda bersama
mengajakku bercanda
membawaku dalam suka
ku ingin waktu mendekat
bersimpuh dalam asa
takluk dalam kuasaku
***
dan aku harus memulai
karena menunggu bukanlah rencana
karena menunggu akan menikam masa
Hugraa 09/05/2001
Terlena dalam lagu
Merenungi takdir, jiwa dan waktu
Sendiri dalam syahdu
Terlena dalam kembara khayal
Menata rencana dalan aksara
***
ku ingin jiwa-jiwa menyapa
bersenda bersama
mengajakku bercanda
membawaku dalam suka
ku ingin waktu mendekat
bersimpuh dalam asa
takluk dalam kuasaku
***
dan aku harus memulai
karena menunggu bukanlah rencana
karena menunggu akan menikam masa
Hugraa 09/05/2001
Subscribe to:
Posts (Atom)